4 Tips Usaha Warteg Dari Pemilik Warteg Kharisma Bahari

Usaha Warteg

Konsep usaha warteg teruji tahan banting dan mampu melawan kepungan bisnis kuliner modern. Mari belajar dari Sayudi, yang telah hadirkan 1000 cabang warteg Kharisma Bahari di Indonesia.

Kharisma Bahari ialah sebuah merek rumah makan khas Tegal (warteg) milik Sayudi, yang menjadi pionir dari konsep bisnis frenchise warteg.

Lahir tahun 1973, dan hanya menempuh pendidikan hingga SD, tidak lantas menghentikannya dalam berwirausaha.

Memulai dengan berdagang kaki lima pada era 90an, di bilangan Jakarta Timur, kini wartegnya telah melebar hampir ke penjuru tanah air.

Lantas, bagaimana usaha wartegnya bisa sesukses itu? Pada beberapa waktu lalu, Sayudi membagikan kisahnya di kanal YouTube JagaLilin. Sehingga dari sana, kami rangkum beberapa tips memulai usaha warteg berikut ini!

1. Usaha Warteg Berlokasi Strategis

 

Usaha warteg milik Sayudi semula didirikan di area Terminal Pulo Gadung, namun karena banyak aksi kriminal disana, usahanya pindah ke Cilandak (Jakarta Selatan). Sehingga, membuatnya bisa berdagang dengan lebih aman dan mampu menjual dengan harga yang kompetitif.

Dari kisah demikian, kita dapat ambil pelajaran bahwa tiap daerah memiliki karakter masing-masing. Tentunya, bila tempat usaha berada di area yang kondusif, maka bisnis bisa berjalan dengan lebih tenang.

Terlebih, masyarakat di tiap daerah memiliki taraf hidup yang berbeda-beda, sehingga ada baiknya cari wilayah yang daya belinya tinggi.

Baik itu di dekat lingkungan perkantoran, kawasan niaga, atau setidaknya dekat dengan pemukiman yang teratur (perumahan).

Beda hal dengan tips memulai bisnis lain, pada usaha warteg, konteks tempat jadi krusial, karena nilai jual tidak terlalu tinggi, yang diharapkan adalah tingginya tingkat kunjungan.

2. Tempat Bersih Dan Punya Ciri Khas

Sumber: Freepik.com

Dahulu, warteg identik dengan segmen menengah ke bawah dan tampak kotor. Karena stigma demikian membuat Sayudi kesulitan untuk dapat pinjaman bank. Hal itu yang mendorongnya merubah tampilan Kharisma Bahari, agar tampak bersih dan bahkan bangunannya kini memiliki warna mencolok, sebagai ciri khas.

Semua jenis usaha seharusnya mengedepankan kebersihan tempat, terlebih bila itu bisnis kuliner. Tentu higenitas dari makanan maupun alat dan fasilitas pendukungnya akan berdampak pada kesehatan konsumen.

Kesan bersih juga tidak hanya didapatkan melalui upaya menjaga kebersihan semata, namun juga pemilihan interior (bagian dalam) dan eksterior (bagian luar) dari tempat bisnis kamu.

Pada contoh warteg Kharisma Bahari, mereka menggunakan dominasi warna kuning dan hijau pada tampak luar bangunan mereka, yang tentu itu jadi ciri khas dari mereka. Terlebih, itu akan membantu calon pelanggan agar lebih mudah mengenali warung makan yang satu itu.

Sehingga, proses renovasi pada bangunan tempat usahamu, harus dilakukan menyeluruh, baik itu bagian dalam maupun bagian luar, yang tentunya harus disesuaikan dengan modal yang kamu miliki.

3. SDM Yang Jujur Dan Sesuai

Sumber: Freepik.com

Kharisma Bahari pada awalnya menghadapi banyak hambatan, karena pemiliknya yaitu Sayudi beberapa kali tertipu ketika melakukan kerjasama bisnis. Terutama oleh rekan bisnis dan para karyawan yang sebenarnya diberi kepercayaan untuk mengelola usaha miliknya.

Dari kisah demikian, kita bisa pahami bahwa lini bisnis yang satu ini sangat mementingkan SDM yang tepat. Karena umumnya bisnis kuliner memiliki persiapan dan proses yang panjang, kamu akan memerlukan karyawan atau bahkan mitra, untuk mempermudah ragam proses tersebut.

Untuk itulah, kamu harus berhati-hati dalam memilih karyawan maupun mitra. Adapun kamu bisa menerapkan upaya pengawasan dengan menggunakan sistim pembukuan (mencatat uang masuk-keluar) dan tentunya bantuan CCTV atau perangkat serupa, untuk mengawasi aktivitas di wartegmu.

4. Rencana Bisnis Yang Jelas

Sumber: Enterprise.craft.co

Pada awal berdirinya Kharisma Bahari, upaya mencari modal juga ditempuh dengan kredit (hutang). Namun kian berkembangnya bisnis, bentuk kemitraan pun terjalin dan dirilis dalam bentuk waralaba.

Permodalan memang suatu hal yang sangat penting dalam sebuah bisnis, kamu harus pikirkan secara matang terutama bila ingin menggunakan modal pribadi, namun kamu juga harus terbuka bila ada kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan eksternal, baik dari bank, maupun orang-orang di sekitarmu.

Selepas era 2000an, banyak bisnis warteg serupa, namun Kharisma Bahari berupaya tetap eksis dengan mencoba beragam promo, baik itu berupa “es teh gratis”, atau yang hingga kini di jalani adalah “Jumat Berkah: Makan sepuasnya di tempat, hanya 10 ribu”.

Harga yang kompetitif haruslah jadi ujung tombak dari usaha warteg. Karena segmen warteg hingga kini tetaplah dominan di segmen ekonomi menengah ke bawah. Maka, harga yang (cenderung) murah, sifatnya wajib!

Tentu murah dalam konteks ini ialah tidak lebih mahal, dibandingkan makan di restoran atau jenis bisnis kuliner yang secara segmen berbeda, dan lebih tinggi (contoh: restoran fast food).

Selain itu, meski murah kamu harus tetap pertimbangkan mengadakan promo dalam bentuk apapun, tentu agar menarik perhatian lebih dari calon pembeli.

Kesimpulan

Usaha warteg akan terus bertahan selama masyarakat masih berharap menu makanan rumahan yang tentunya punya harga yang ekonomis.

Terlebih, bila warteg tersebut bersih, maka calon pelanggan akan lebih nyaman ketika bersantap disana. Terutama bila mereka dibantu dengan tampilan warteg yang semarak, sehingga lebih mudah diketahui.

Meski begitu, bukan berarti usaha warteg bisa digarap dengan upaya yang minimalis, terbukti bahwa poin pertama adalah ketersediaan tempat yang strategis, yang tentunya akan menyedot modalmu.

Namun, kamu tidak perlu khawatir, karena dengan membuat rencana usaha yang matang, tentu kamu dapat mengajukan pinjaman ke beragam pihak terkait ide usaha warteg kamu itu. Disanalah kegigihanmu akan diuji, selamat mencoba!